Selasa, 03 Juli 2012

Seorang Bapak Di Taman

Malam memijit kedua kaki yang lelah menapak bumi..
kedua kaki yang mengukur jalanan ibukota..
mengais sesuatu yang berserak di kotak - kotak berkerumunnya lalat..
melewati megahnya istana negara..
melintasi sombongnya para pencakar langit..
tanpa alas tanpa pelindung...

Malam menyelimuti tubuh renta berbalut kaos kucel dan celana yang yang sudah tak berbentuk..
terkapar lapar dibangku taman kota yang ramai lalu lalang manusia..
kedua mata lelah itu masih menerawang mengangkasa..
melukis harapan di langit purnama..
melukis wajah istrinya di surga..
melukis wajah anaknya di surga..
mengalirkan air mata membasahi pipinya...

Bagi beliau tak makan seminggu tak mengapa..
Bagi beliau tak mempunyai rumah tak mengapa..
Bagi beliau tak mempunyai kerabat tak mengapa..
Selama beliau masih mempunyai secuil asa..
Dan asa itu bernama harapan...

Kethut Ragil
Jakarta, 3 Juli 2012
Tuhan akan selalu menjaga engkau bapak tua di taman...



0 comments:

Posting Komentar