Malam tetap saja menahan lelapku..
Malam masih saja mengganjal kantukku..
Sedari tadi sudah kukatupkan mata sipit ini, dalam gelapnya masih kudapati wajah ayumu dengan segala yang aku cintai terlukis disana..
Kekasihku..
Engkau peluk lelahku yang akut dengan caramu sendiri yang terkadang buatku menerka - nerka di balik sekat jarak..
Tapi dalam rumah hatiku malah semakin yakin bahwa engkau adalah ratu ditiap yang kulalui dan kujejak di semesta kecilku ini..
Keyakinan ini datang begitu saja di tiap aku terbangun dari tidurku..
Keyakinan ini datang begitu saja di tiap aku merajut waktu berdua denganmu..
Keyakinan yang membiak bersama alunan kidung doa di sepanjang hari...
Kekasihku..
Aku ini lelaki yang tak pandai bicara apalagi menyusun bahasa...
Kekasihku..
Engkau adalah gravitasi yang slalu saja berhasil membuat lelaki ini terkapar di halaman hatimu..
Menerka - nerka apa yang engkau rasakan saat beranjak ditengah malam...
Kekasihku..
Engkau adalah adagium yang slalu saja berhasil membuat lelaki ini menyusun doa lalu mengirimkannya mengetuk pintu langit..
Mengharap kisah ini segera menemukan pintu terindahnya untuk kita buka berdua...
Kekasihku..
Engkau adalah rindu yang slalu saja berhasil membuat lelaki ini menambah kantong sabar untuk menampung luapan kangen yang tak terkira..
Menabungnya untuk bekal menuju beradamu esok hari...
Kekasihku..
Engkau adalah bahasa yang slalu saja berhasil membuat lelaki ini merapikan tiap kata yang kulahirkan di atas lembaran - lembaran waktu..
Menuliskan kata melukis bahasa menyampaikan rasa...
Kekasihku..
Engkau adalah semesta kecil yang slalu saja berhasil menenangkan sekaligus membuat khawatir lelaki ini..
Dua sisi yang mengisyaratkan separuhku adalah dirimu...
Kekasihku..
Engkau adalah doa..
Engkau adalah harapan..
Engkau adalah masa depan..
Engkau adalah kekasihku...
Kethut Ragil
Jakarta, 12 Agustus 2012
Untuk Widya
Tweet |
0 comments:
Posting Komentar