Sabtu, 11 Agustus 2012

Widya

Dear Widya...
Waktu melewatiku bergegas..
Merapikan peluh tapi bukan mengeluh..
Menabung rindu yang seharian ini terus terlahir..
Menabung kata yang sedari pagi kurangkai padamu..

Dear Widya...
Malam mulai menggamit senja berteman bebunyian adzan maghrib..
Terkirim baris bahasa tanda pintu rindu mulai dibuka..
Tersampaikan deras kata, isyarat tabungan rindu terpecah sebagian..

Tunggu sejenak Widya...
Adzan Isya' memanggilku untuk sejenak bersujud syukur untuk semua ini..
Untuk hidup sederhana di kota mewah ini..
Untuk doa - doa yang mengguyur kita sedari kita bergandeng..
Untuk engkau yang slalu bisa membuatku terus berlari, melewati mampetnya ibukota..
Untuk semua duniamu yang membuatku terus belajar menjadi lelaki biasa tapi luar biasa!

Dear Widya...
Tunggu aku berdialog dengan Tuhan..


Kethut Ragil
Jakarta, 31 Juli 2012

0 comments:

Posting Komentar