Selasa, 28 Agustus 2012

Penawar 2

Pelukan - pelukan kecil yang menenangkan...
saat raga terbentur dengan lelah..
ketika kata menampar fikiran..

Manusia kadang suka lupa...
lupa memanusiakan manusia..
yang diingat hanya bertambahnya saldo..

Kekasihku...
pelukan ini semoga menawarkan..
Kekasihku...
akan ada saatnya..
pasti!

Kethut Ragil
Jakarta, 28 Agustus 2012

Sorendu

Senja mengujung di tatapan rinduku..
Meletakkan semua lelah di atas kursi, di sebuah warung kecil yang begitu bising dengan bebunyian klakson tanda berebut jalan yang mampet kala sore hari di ibukota..
Menghitung awan yang berarak pelan..
Berharap engkau datang bersamanya..
Dengan sesungging senyum ayumu itu..

Suara - suara memuji kebesaran Illahi membuyarkan lamunan rinduku..
Sejenak kuakhiri tirakat menahan seharian ini..
Berucap syukur dalam lantunan doa mengangkasa bersama kepulan asap jalanan ibukota kala senja..
Segelas teh manis hangat menyapa tenggorokan kering..
Ah..
Seperti itulah rindu ini..
Slalu berharap kau guyur dengan penawarnya..
Slalu berharap kau peluk dengan hangat tubuhmu...

Gadisku..
Tiba - tiba aku merindukan semestamu senja ini..
Senja di kala aku menanti adzan maghrib di warung kecil di pusat kota Jakarta yang mampet...


Kethut Ragil
Jakarta, Suatu senja di Ramadhan 1433 H

Rabu, 15 Agustus 2012

Malam Satir

Menjaga jiwa merana di malam yang satir dan begitu getir..
Kemana mereka?!??
Wajah - wajah yang slalu bersungut dan penuh rayu..
Apakah mereka  semua telah mati tertembus busur keadaan nestapa ini??

Ah..
Betapa picik dan dangkal mereka..
Mereka hanya bisa menghamburkan tawa tanpa bisa menyeduh air mata..

Lalu..
Kepada apa mereka setia?
Kepada siapa mereka percaya?


Kethut Ragil
Semarang, 30 Oktober 2006

KECIL

Tak perlu menghujat Tuhan..
Dengan memaki - maki keadaan...

Tak perlu menghujat diri..
Dengan memaki - maki kekurangan diri...

Tak perlu menyusun dosa..
Dengan terus mencari kesalahan pada orang lain...

Terkadang kita melupakan hal - hal kecil..
Seringkali kita meremehkan hal - hal kecil..
Padahal kita membutuhkan hal itu untuk terus tumbuh, membiak lalu menjemput sesuatu yang lebih besar...

Bersyukurlah..
Syukurilah..
Jalani dan taklukkan semua!
Teruslah melangkah!
Tuhan akan menunjukkan kebesaran - NYA pada kita...


 Kethut Ragil
Jogjakarta, 15 Januari 2006



Senin, 13 Agustus 2012

Mencintai - MU

Mencintai - MU itu jalan berliku yang melelahkan tapi menyenangkan..
Mencintai - MU itu proses panjang yang tiada akan berakhir..
Mencintai - MU itu memabukkan semestaku...

Kethut Ragil
Jakarta, 12 Agustus 2012

Saat Kami Teriak...

Kami Diam..
Bukan berarti kami tak mengerti...
Kami Diam..
Bukan berarti kami tak peduli...
Kami Diam..
Bukan berarti kami tak tahu...

Saat Kami Teriaaaaaak...
Kalian anggap kami ini apatis!
Saat Kami Teriaaaaaaaak...
Kalian anggap kami Kiri!
Saat Kami Teriaaaaaaaaaak...
Kalian anggap kami tak cinta negeri...

Kami Generasi Kulit Coklat..
Kami Generasi Kaum Kucel...
Kami INDONESIA!

Kethut Ragil
Jakrta, 13 Agustus 2012

Surat dari Kekasih

Dear Oka...

Terima kasih sudah slalu menemani hari²ku...
Terima kasih sudah buatku tersenyum disaat aku menangis..
Terima kasih sudah buatku tetap tenang walaupun masalah datang..
Terima kasih sudah buatku berubah jadi lebih baik lagi..
Terima kasih sudah mengubah hari²ku..
Terima kasih tuk keceriwisanmu yang buatku bermimpi lagi tentang indahnya hidup..
Terima kasih tuk perhatian, kasih sayang, cinta yang kau berikan tuk dapat semangat menggapai mimpi itu...

Suatu saat disaat yg tepat aku yakin mimpi kamu mimpi aku akan jadi nyata buat kita ;)



Segudang Rindu, 31 Juli 2012
Gadismu_Widya

Ode Malam Untuk Kekasih

Malam tetap saja  menahan lelapku..
Malam masih saja mengganjal kantukku..
Sedari tadi sudah kukatupkan mata sipit ini, dalam gelapnya masih kudapati wajah ayumu dengan segala yang aku cintai terlukis disana..

Kekasihku..
Engkau peluk lelahku yang akut dengan caramu sendiri yang  terkadang buatku menerka - nerka di balik sekat jarak..
Tapi dalam rumah hatiku malah semakin yakin bahwa engkau adalah ratu ditiap yang kulalui dan kujejak di semesta kecilku ini..
Keyakinan ini datang begitu saja di tiap aku terbangun dari tidurku..
Keyakinan ini datang begitu saja di tiap aku merajut waktu berdua denganmu..
Keyakinan yang membiak bersama alunan kidung doa di sepanjang hari...


Kekasihku..
Aku ini lelaki yang tak pandai bicara apalagi menyusun bahasa...

Kekasihku..
Engkau adalah gravitasi yang slalu saja berhasil membuat lelaki ini terkapar di halaman hatimu..
Menerka - nerka apa yang engkau rasakan saat beranjak ditengah malam...

Kekasihku..
Engkau adalah adagium yang slalu saja berhasil membuat lelaki ini menyusun doa lalu mengirimkannya mengetuk pintu langit..
Mengharap kisah ini segera menemukan pintu terindahnya untuk kita buka berdua...

Kekasihku..
Engkau adalah rindu yang slalu saja berhasil membuat lelaki ini menambah kantong sabar untuk menampung luapan kangen yang tak terkira..
Menabungnya untuk bekal menuju beradamu esok hari...

Kekasihku..
Engkau adalah bahasa yang slalu saja berhasil membuat lelaki ini merapikan tiap kata yang kulahirkan di atas lembaran - lembaran waktu..
Menuliskan kata melukis bahasa menyampaikan rasa...

Kekasihku..
Engkau adalah semesta kecil yang slalu saja berhasil menenangkan sekaligus membuat khawatir lelaki ini..
Dua sisi yang mengisyaratkan separuhku adalah dirimu...

Kekasihku..
Engkau adalah doa..
Engkau adalah harapan..
Engkau adalah masa depan..
Engkau adalah kekasihku...

Kethut Ragil
Jakarta, 12 Agustus 2012
Untuk Widya

Sabtu, 11 Agustus 2012

Widya

Dear Widya...
Waktu melewatiku bergegas..
Merapikan peluh tapi bukan mengeluh..
Menabung rindu yang seharian ini terus terlahir..
Menabung kata yang sedari pagi kurangkai padamu..

Dear Widya...
Malam mulai menggamit senja berteman bebunyian adzan maghrib..
Terkirim baris bahasa tanda pintu rindu mulai dibuka..
Tersampaikan deras kata, isyarat tabungan rindu terpecah sebagian..

Tunggu sejenak Widya...
Adzan Isya' memanggilku untuk sejenak bersujud syukur untuk semua ini..
Untuk hidup sederhana di kota mewah ini..
Untuk doa - doa yang mengguyur kita sedari kita bergandeng..
Untuk engkau yang slalu bisa membuatku terus berlari, melewati mampetnya ibukota..
Untuk semua duniamu yang membuatku terus belajar menjadi lelaki biasa tapi luar biasa!

Dear Widya...
Tunggu aku berdialog dengan Tuhan..


Kethut Ragil
Jakarta, 31 Juli 2012