Vertigo mendekapnya sedari tengah hari yang panas dan berdebu..
Antrian abjad dan angka yang berjajar menanti untuk disentuh ikut meramaikan datangnya vertigo..
Belum lagi riuh kecemasan wajah - wajah yang berhamburan diantara kabar ulah sang jago merah di gudang tempat semua pengharapan di awal bulan..
Aliran setrum yang terhenti makin menambah kepanikan dan membiakkan vertigo..
Makin sempurna dimana penghuni perut berteriak dan menabuh genderang demonstrasi karena sedari pagi belum terisi sedikitpun..
Dan vertigo makin erat memeluknya sampai malam beranjak tua..
Terlelaplah lelah..
Terlelaplah gundah..
Lelapkan semua yang melelahkan hati dan fikiran hingga tak ada lagi tempat untuk sesuatu yang bernama vertigo...
Kethut Ragil
Jakarta, 12 Juni 2012
Tweet |
0 comments:
Posting Komentar