Jumat, 14 September 2012

Jangan Menyesal

Masih kuingat benar beberapa bulan yang lalu ketika aku memutuskan untuk mengakhiri
hubungan itu. Ya, hubungan yang sudah hampir memasuki fase sakral karena hampir saja
aku dan kamu menikah!

Entah apa yang sebenarnya aku rasakan saat itu, cinta, sayang ato suatu perasaan yang
entah apa namanya. 
Kamu lebih banyak membatasi dan seolah memasang alarm di setiap bagian
tubuhku. Dunia ini rasanya semakin sempit saja. 
Kamu seperti memasang mata di setiap jengkal
yang kusinggahi. Dunia ini semakin sempit saja. 
Kamu seperti memasang telinga di setiap sudut
ruang yang kuhuni. Dunia ini sempit. 
Tapi aku menikmatinya...

Kamu lebih banyak marah daripada mengucapkan selarik puisi cinta..
Tapi aku menikmatinya...

Rasa seperti apakah ini?
Cinta buta?
Siapa yag buta?
Aku? Kamu?

........................

Sampai pada akhirnya aku mendengar lalu melihat sendiri bahwa kamu menjalin hubungan dengan seseorang lain disana.
Ah..betapa hancur berantakan hatiku ini, duniaku yang sempit ini seolah membesar lalu menimpa tubuhku hingga membuatku
terkapar tak berdaya.
Aku yang slalu kau banggakan, malah kau sungkurkan..
Aku yang slalu kau jaga dengan berlebihan, malah kau tepikan..
Aku yang slalu kau cintai, malah kau duakan..
 
Remuk rasanya hati dan segala yang melekat pada hatiku saat itu, hancur, kepingnya berantakan di lantai kamarku.
Air mataku terus meleleh, kuseka sebentar meleleh lagi, kuseka meleleh lagi.
Tapi aku masih saja terhenti si persimpangan untuk 'menerima' keadaan aku diduakan atau mengakhiri semua ini.
Aku bingung, aku takut, aku bisa apa tanpamu...
Perasaanku masih bergemuruh, campur aduk.

Beberapa hari itu aku ijin ga masuk kerja, aku berdiam di rumah tepatnya di kamar.
Walau pun sebelumnya aku bilang ke kamu klo aku ada acara keluarga di luar kota dan kamu seperti biasanya, memastikan semua itu benar adanya.
Aku ingin tenang, aku ingin menyelami hati dan perasaanku sendiri.
Menakar rasa berteman logika.

3 Hari setelah aku berdiam dan 'bersembunyi' di rumah, kutemukan sebentuk jawaban dari semua ini.
Aku harus meninggalkanmu, lebih tepatnya 'mengikhlaskanmu' bersama wanita pilihanmu itu.
Aku lega semua ini telah berakhir dan selesai. 
Biarlah semua kenangan tentang aku dan kamu terbungkus oleh waktu yang terus melaju.
Jika boleh aku tidak mau mengingatnya lagi! terlalu sakit!

Dan kini, tahukah engkau?
Aku telah bersama dengan lelaki yang jauh lebih baik darimu.
Aku telah bersama dengan lelaki yang mengerti dengan segala keadaanku..
Aku telah bersama dengan lelaki yang aku banggakan kesabarannya..
Aku bahagia dan aku menikmatinya.

Dan untuk kau tahu, lelaki yang bersamaku kini sekarang lebih bisa menghargai aku sebagai seorang perempuan.

Dan aku tegaskan bahagiaku kini jauh lebih aku rasakan daripada masih saat bersamamu,sungguh!

Kalau pun hari ini kamu datang kembali, aku hanya akan berucap 'Janganlah menyesal dengan semua pilihanmu beberapa bulan lalu...'
Aku bahagia kini, tolong hargai aku dan calon suamiku.

Terima Kasih.

Kethut Ragil
Jakarta 14 September 2012

2 komentar: