Jumat, 28 September 2012

Senja, sakit & penawarnya

Senja mengantar beberapa rasa tak terkira..
Ada sakit tak terperi di kerongkongan..
Tengkuk seperti terbeban berat..
Ah..ada apa dengan tubuh ini...

Kutahan saja semua ini..
Gelas - gelas air putih kuguyurkan ke lambung ini..
Lalu sepiring nasi mengantar kekuatan lebih lagi..
Setengah butir obat anti influenza mengantarku terlelap malam itu..
Setelah sebelumnya tertenangkan oleh kekasih hati lewat teduh suaranya..
Setelah sebelumnya tertenangkan oleh kekasih hati dengan segala rasa cintanya padaku..

Terbangun pagi..
Aha..tubuh ini kembali ke sedia kala..
Rasa sakit yang semalam mendera tak lagi kurasa berat..
Walau masih  tersisa sedikit kurasa..
Dan kekasih hati kembali menguatkanku..

Senja kembali datang..
Tengkuk ini kembali terbeban berat..
Seperti ada yang duduk di pundakku..
Seperti ada yang memukul - mukul di tengkukku..
Berat dan berat sekali, ingin terkapar rasanya..
Sakit dan sakit sekali, ingin bersandar dan terpejam rasanya..
Dunia berputar kencang dan tak beraturan..
Dan segala yang kutelan ditolak tubuhku ini, komplitlah sudah!
Ah..makin tak berdaya aku...
Ah..makin tak karuan rasanya tengkukku...
Ah..makin berputar kencang duniaku...

Beranjak malam..
Kekasih hati mengunjungi lewat suara teduhnya..
Kekasih hati menyambangi dengan segala rasa cintanya..
Memeluk dingin tubuhku..
Mengelus tubuh sakitku..
Menenangkan  duniaku yang berputar kencang tak beraturan pula..
Inilah penawar sejati..
Lalu terlelaplah sudah tubuh lesu, berjaket, berkaos kaki dan agak menggigil..

Pagi menjelang..
Kekasih hati sudah menanti dengan kecemasan tentang keadaanku..
Menyeka peluh dingin yang membanjiri tubuh lesuku..
Beristirahatlah kekasihku, pintanya..
Berobatlah kekasihku, pintanya..
Aku mengkhawatirkanmu kekasihku, lanjutnya..
Aku mencintaimu dan tak ingin kehilanganmu kekasihku, lanjutnya..
Lekas - lekaslah sembuh kekasihku sayang, doanya..
Kembalilah tersenyum dan menemaniku, doanya..

Pagi lesuku berubah menjadi pagi luar biasa..
Ada kekuatan yang mendorongku beranjak menuju klinik..
Mendapati beberapa petuah dokter dan beberapa kantong obat..

Lalu terlelap dalam pelukan doa kekasih..
Lalu terlelap dalam hangat doa kekasih..

Siang datang..
Kekasih berkunjung kembali dengan segala cintanya..
Aku makin kuat untuk melawan sakit yang mendera tengkuk dan kepala ini..
Beristirahatlah lagi kekasihku, pintanya..

Senja menjelang..
Kekasih membangunkan lelap panjangku..
Diusap kembali kening basahku..
Ditemaninya aku melewati senja ini..
Berharap dan berdoa sakit ini tiada lagi berkunjung..
Pelukannya melindungiku dari senja yang dari 2 hari kemarin slalu mengantar lara untukku..
Senja ini terlewati dengan nyaman bersama doa kekasih hati..
Beranjak malam makin membaik dan makin membaik tubuhku..
Sakit dan lara hilang melebur bersama senja yang hilang ditelan malam..


Kekasihku..
Entah berapa kali harus kuucap terima kasih untuk semua luapan cintamu yang menyembuhkanku..

Kekasihku..
Betapa beruntungnya aku memilikimu, gadis ayu yang sangat mencintaiku..

Kekasihku..
Terima kasih..

Kekasihku..
Aku akan sembuh..


Kethut Ragil
Jakarta, 27 September 2012
'Dear Widya'

0 comments:

Posting Komentar